Mengalir saja dan terpa bebatuannya!
25 December, 2013 Leave a comment
Urip iku mung “wang sinawang..!”
Begitulah orang Jawa bilang, bahwa hidup itu tak lebih hanya “saling memandang pun memberi penilaian/opini..!” Melihat rumput tetangga bakal menilainya lebih hijau. Mengamati tanaman saudara, akan memandang tanamannya lebih subur, dan seterusnya.
Begitulah kita manusia, tak dapat dipungkiri memang. Namun semoga Anda sepakat, bahwa yang tak dapat dipungkiri itu bukan lantas harus selalu dibenarkan.
So, kitapun sudah sepantasnya juga harus selalu kontrol tentang memandang orang lain, bukan saja “wang sinawang” sebatas pada hijaunya pun suburnya tanaman tetangga serta saudara. Akan tetapi musti dibikin “balancing” pula. Bahwa semuanya serupa dengan kita. Ketika kita bisa sakit, tentu tetanggapun juga bisa mengalaminya. Dan tatkala kita memiliki masalah, tak bisa dipungkiri saudara kita juga memunyainya.
Jadi gak usah mengeluh, lantaran dunia ini sudah teramat sesak dengan para pengeluh. Nikmati saja alirannya…!
Pandangi saja aliran yang yang tak jarang harus menerpa bebatuannya… Karena setinggi apapun, toh ketika kita sudah berani bersinggungan dengan batu, toh pada akhirnya yang akan ditemui tak lain adalah luasnya samudera…